11 Februari 2011

Gender secara subyektifitas

Segala puja dan puji saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan segala kenikmatanya kepada hamba-hamba-NYA.
shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kami Nabi Besar MUHAMMAD SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir jaman, semoga kita diakui oleh Rasulullah sebagai pengikutnya di akhir kelak.,Amien Ya RABB

Senin 4 Oktober 2010, dalam pembelajaran disuatu kelas dsalah satu Universitas di Jakarta Pusat, ada salah satu dosen yang mengatakan tentang kesamaan gender dalam kehidupan sosial. Dimana adanya keinginan perempuan untuk mendapatkan kesamaan gender dalam kehidupan sosial
Gender itu sendiri adalah peranan perempuan dan pria dalam struktur masyarakat yang direkonstruksi oleh masyarakat.
Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “the grouping of words into masculine, feminine, and neuter, according as they are regarded as male, female or without sex” yang artinya gender adalah kelompok kata yang mempunyai sifat, maskulin, feminin, atau tanpa keduanya (netral). Dapat dipahami bahwa gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan juga bukan kodrat Tuhan.
Konsep gender sendiri harus dibedakan antara kata gender dan kata seks (jenis kelamin). Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan adalah kodrat Tuhan karena secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis. Sedangkan gender adalah perbedaaan tingkah laku antara laki-laki dan perempuan yang secara sosial dibentuk. Perbedaan yang bukan kodrat ini diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Misalnya seperti apa yang telah kita ketahui bahwa perempuan dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, emosional, dan keibuan sehingga biasa disebut bersifat feminin. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa dan disebut bersifat maskulin. Pada hakikatnya ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya, ada laki-laki yang memiliki sifat emosional dan lemah lembut. Dan sebaliknya, ada pula wanita yang kuat, rasional dan perkasa. Oleh karena itu gender dapat berubah dari individu ke individu yang lain, dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat, bahkan dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lain. Sementara jenis kelamin yang biologis akan tetap dan tidak berubah.

Dijaman ini perempuan menginginkan adanya pengakuan terhadap dirinya tentang suatu hal, misal pria dan perempuan bekerja dsalah satu perusahaan dan memiliki posisi yang sama namun  gaji pria lebih besar daripada perempuan. Dan hal itupun menjadi masalah.
Pada dasarnya hal itu terjadi bukan karena masalah gender yang ada tetapi lebih kepada loyalitas dan kemampuan seseorang terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Mengapa perempuan menginginkan kesamaan gender?
Mengapa perempuan terkadang mengeluhkan  "mengapa harus perempuan yang mengurus rumah tangga, atau mengapa hanya suami yang boleh bekerja sedangkan perempuan hanya ada didapur?
Atau yang lebih ekstrim mengapa perempuan yang selalu menjadi objek hawa nafsu oleh pria.
Hal ini terkait adanya pria sebagai subjek dan perempuan adalah objek, padahal dalam kehidupan ini tidak ada yang namanya subyek dan objek karena hamba ALLAH memiliki kesamaan dimata ALLAH.
Lalu mengapa perempuan cenderung sensitif perihal gender, wanita dalam Islam memiliki peran yang konprehensif dan kesetaraan harkat sebagai hamba ALLAH serta mengemban amanah yang sama dengan laki-laki. Dalam rahim perempuan lahir seorang manusia termulia pilihan ALLAH yaitu baginda besar MUHAMMAD SAW.

Terlihat juga dari geliat aktifitas perempuan sahabat rasullullah dalam panggung bisnis, politik, pendidikan, keagamaan dan sosial, dan ikut serta dalam peperangan dengan sektor yang mereka mampu melakukan. Sirah kehidupan istri-istri Rasul pun mengindikasikan aktifitas aktif dimana Ummul mukminin Khadijah ra. adalah salah satu kampiun bisnis pada masa itu, Aisyah ra. adalah perawi hadis dan banyak memberikan fatwa karena kecerdasannya. Bahkan hawa feminispun telah terdengar dari suara-suara protes dan pertanyaan yang diajukan Ummu Salamah ra. atas eksistensi perempuan.
Dari sini terlihat bahwa era risalah telah mengubur masa penetrasi kaum laki-laki atas wanita dan mengganti dengan masa yang lebih segar bagi perjalanan hidup perempuan selanjutnya. Sejarah awal Islam telah memaparkan kenyatan bahwa Islam justru mendorong dan mengangkat kemuliaan perempuan yang belum pernah diberikan

Lalu mengapa gender menjadi masalah, mengapa perempuan merasa dirinya didiskriminasikan terhapadap nilai-nilai yang diangap tidak berpihak kepadanya
Padahal kemuliaan perempuan dalam sejarah yang tertulis sangatlah luar biasa.
Masalah gender telah memiliki pergeseran kepada kiblat modernisasi dan pengaruh barat sehingga nlai terpenting tidak bisa kita manfaatkan dan dapatkan dengan baik sehingga ketika perempuan mendengar tentang gender, terkadang menelan bulat-bulat konsep yang didengarnya tanpa dikritisi dengan baik dari berbagai aspek pandangan terutama dalam pandangan Islam.
Gender menjadi polemik yang cukup klimask di Indonesia, hingga kita bisa lihat di salah satu stasiun tv swasta ada program "suami-suami takut istri", dimana dalam program itu bisa kita lihat ketegasan pria dihilangkan dengan ketakutanya kepada istri terhadap suatu masalah yang terkadang sangat tidak masuk akal, itukah dampak kesamaan gender?
Atau itukah yang diinginkan perempuan dalam pemikiran modern?
Saya rasa tidak
Perempuan adalah mahluk mulia yang memiliki kesamaan, sebagai hamba ALLAH untuk melakukan berbagai ibadah kepada-NYA sesuai aturan yang ada.
Pekerjaan seorang Ibu tidak pernah memiliki hari libur baik itu dalam karier dan dalam keluarganya, menurut saya hal itu merupakan kemuliaan. Bisa kita bayangkan pekerjaan kantor yang berat dikantor menantinya setelah itu pekerjaan untuk menjadi istri dan ibu dari suami dan anaknya menunggu dirumahnya. perempuan justru manusia mulia yang kuat.
Karena adanya pemikiran modernisasi tentang gender, maka hak-hak perempuan menjadi tergeser, padahal apabila ditela'ah dengan baik, perempuan memiliki hak itu namun tidak sama dengan pria karena ALLAH SWT yang Maha Agung menciptakan Hambanya sesuai dengan Kodrat dan aturan yang ada dalam Al-Quran.
Dalam kehidupan, perempuan dilindungi agar tidak melakukan pekerjaan berat bukan karena keegoisan pria yang merasa dirinya paling kuat, namun hal itu dilakukan untuk memuliakan perempuan.dan bukanlah pekerjaannya, hal ini didasari perspektif masyarakat kita yang melihat adanya tugas masing-masing  yang dimiliki antara pria dan perempuan.
Apabila ada kekerasan dalam rumah tangga dan perempuan yang menjadi korban, di era sekarang ini banyak institusi yang membela perempuan dan dalam institusi itu juga banyak pria yang ikut mebela kasus itu.
Dan lagi, itu bukan karena masalah Gender, melainkan psikologi masyarakat kita yang sangat erat kekerasan akibat perekonomian dan tingkat pendidikannya.
Ini bukan maslah gender itu sendiri tapi lebih kepada individu secara personal untuk bisa mengoreksi apakah bisa saling menghormati satu dengan lainnya

Semoga kita semua bisa mengkritisi hal tersebut dengan baik sehingga terhindar dari pemikiran filsafat modernisasi tentang gender dan konflik yang bisa terjadi. Semoga pengaruh barat bisa kita bendung dengan pemikiran logis sesuai nilai-nilai yang positif.
Amien ya RABB

Kesempurnaan hanya milik ALLAH, dan tulisan ini masih jauh dari kebenaran, semoga dapat dikritisi untuk menjadikan saya lebih baik dan teliti dalam menulis
maaf atas segala kekhilafan
Salam keseimbangan***

Tidak ada komentar: