10 Februari 2011

Apakah sistem yang salah

Pada era sekarang ini, terdapat perubahan yang cukup significant terhadap nilai-nilai moral yang tertanam, yaitu pudarnya nilai-nilai mulia atas perkembangan jaman yang semakin maju. meski tidak semua terjadi pada semua manusia namun bila kita lihat sekarang ini maka moralitas manusia hampir tipis dengan adanya sistem individual yang ada atau pengaruh dari Barat..
Nilai-nilai moral yang ada, seperti gotong royong, semangat kebersamaan, dan lain-lain hampir punah ditelan perkembangan jaman yang mulai terbentuk secara individu. terutama dikota besar seperti Jakarta.
Jakarta, yang merupakan ibukota dari Indonesia ini, menjadi pusat pemerintahan dan pusat untuk mencari pekerjaan. kriminalitas yang ada dikota jakarta pun cukup tinggi, belum lagi penipuan yang memiliki modus baru setiap saat menjadikan kota Jakarta rawan dan cukup mencekam.
Belum lagi permasalahan yang dihadapi Jakarta, seperti banjir, kemacetan, sampah yang menumpuk, sistem draines yang kurang dan lain-lain. Hal itu dikarenakan sistem kota yang buruk, dimana saluran air atau biasa dikenal dengan draines memiliki kekurangan guna, yaitu tidak sesuai dengan bangunan yang ada. Dimana saluran air sangatlah sedikit dibandingkan dengan bangunan yang berdiri di Jakarta. Belum lagi kemacetan yang terjadi pada beberapa titik di Jakarta, membuat para masyarakat menjadi jenuh dan banyak yang mengeluhkan hal tersebut.
Banjir yang menjadi langganan bagi ibukota ini juga telah berteman dengan masyarakatnya, meski tiap tahun hampir terjadi banjir, namun penyelesaiannya hampir bisa dikatakan tidak menyelesaikan permasalahan banjir. Kanal timur yang menjadi proyek besar untuk mengentaskan banjir justru membuat permasalahan baru, dari pembayaran ganti rugi atas tanah dan bangunan yang berdiri dikanal timur hingga belum terselesainya proyek tersebut. meski sekarang proyek itu sudah terselesaikan
Dalam penanganan banjir, pemerintah diharapkan bisa menemukan solusi untuk tiga hal. “Bagaimana air bisa kembali ke tanah, drainase berfungsi dengan baik, serta pencemaran yang membuat sungai jadi dangkal bisa dicarikan jalan keluar,” ujar Pengamat tata kota Ridwan Kamil.TEMPO Interaktif, Jakarta.
pakar tata kota Marco Kusumawijaya menilai langkah-langkah Pemda dalam menangani banjir belum efektif. “Kanal Banjir Timur sudah jadi, tapi itu hanya menolong sebagian. Masih ada saluran-saluran yang belum digaruk,” katanya. TEMPO Interaktif, Jakarta.
Dalam suatu kehidupan, sistem yang baik dalam konteks bermasyarakat, dapat menciptakan suatu kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan bersama yang positif. Kita ambil contoh ketika jaman gotong royong masih sangat digalakan maka suatu pembangunan dapat tercipta dengan cepat dan sesuai kesepakatan bersama.
Namun sistem yang ada sekarang ini dalam konteks bermasyarakat di jakarta sangat tidak baik menurut beberapa kalangan, seperti sistem tata kota, sistem drainase, dan lain-lain.
Pakar tata kota Yayat Supriatna mengatakan, Jakarta dihinggapi oleh munculnya fenomena “menara gading”, yaitu banyaknya gedung bertingkat yang dikerumuni pemukiman kumuh. “Di Jakarta banyak `menara gading`, yaitu bangunan bertingkat yang dibangun dengan mewah tetapi di sekitarnya adalah pemukiman kumuh,” kata Yayat dalam diskusi tentang tata kota di Jakarta, Senin (7/9).
Kesemerawutan Kota Jakarta semain menjadi-jadi sekarang ini. sosial masyarakatnya pun juga terdapat kesemerawutan dan menhasilkan kesenjangan sosial didalamnya. Secara psikolog, warga Jakarta yang sebagian besarnya rakyat kecil, memiliki potensi besar untuk melakukan kekerasan. hal ini disebabkan minimnya pendidikan dan ekonomi yang dimiliki sehingga banyak rakyat yang menanggur. hal tersebut berdampak putus asa, pesimisme, dan mencari jalan pintas untuk mencari sesuap nasi. hingga akhirnya kriminalitas dan kekerasan kerap terjadi dikota Jakarta.
ketika berbicara banjir maka kita bisa kaitkan dengan kampanya bang Foke ketika melakukan kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta. Dirinya mengaku sebagai ahli banjir. namun kenyataan yang kita lihat, banjir tetaplah menjadi daftar masalah yang harus diselesaikan.
lalu ketika kesemerawutan ini terjadi, siapa atau apakah yang harus disalahkan?
apakah orang yang menciptakan sistem tersebut atau sistemkah yang salah

Tidak ada komentar: