20 Desember 2012

Tidak Ada Langkah Pemerintah, Fiscal Cliff Siap Guncang Indonesia

ilustrasi: joglosemar.co
 Jakarta--Isu fiscal cliff atau yang disebut dengan jurang fiskal, masih menjadi perbincangan hangat diseluruh dunia. Apalagi, kebijakan fiscal cliff ini akan berpengaruh sangat banyak, bila kebijakan pemangkasan APBN Amerika Serikat (AS) sebanyak USD600 miliar dilakukan oleh AS. Sudah barang tentu akan ada dampak tersendiri bagi perekonomian Indonesia.

Pembahasan mengenai fiscal cliff sendiri belum menemui kata sepakat antara Partai Demokrat dan Partai Republik, di AS. Namun, seiring waktu dan menjelang akhir tahun 2012 ini, kedua partai tersebut mulai menunjukkan kata sepakat, walau memang secara resmi belum dilakukan kesepakatan antara Partai Demokrat dan Partai Republik

Kata sepakat yang mulai menunjukkan batang hidungnya ini terlihat dari semakin intensifnya pertemuan antara Presiden AS Barack Obama dengan Ketua DPR dari Partai Republik, John Boehner. Meski keduanya berbeda Partai, dan mempunyai agenda tersendiri, namun kesepakatan untuk tidak mengambil kebijakan fiscal clliff seakan mulai terjadi.

Seperti yang diberitakan VoaIndonesia.com, para pemimpin Amerika perlahan-lahan mendekati kompromi mengenai mandat akhir-tahun untuk pemotongan anggaran program pemerintah dan kenaikan pajak bagi hampir semua pekerja Amerika.

Dalam hal ini Obama da Boehner sama-sama menghadapi masalah untuk meyakinkan para mitra politik masng-masing. Kendati demikian, kedua belah pihak berusaha menghindari agar tidak terjadinya pengambilan keputusan fiscal cliff

Terlebih daripada itu, bila kebijakan fiscal cliff dilakukan oleh AS, maka sejumlah ekonom di Indonesia berkeyakinan kebijakan itu dipastikan membuat AS akan mengalami resesi yang lebih parah, ketimbang resesi yang terjadi sebelumnya. Sudah barang tentu resesi yang terjadi di AS akan berpengaruh terhadap dunia. Terlebih, ekonomi AS menggerakan 20% ekonomi dunia

Pengaruhnya sendiri, bila fiscal cliff terjadi adalah melambatnya perekonomian dunia, dan berimbas kepada perekonomian di Asia, dan juga berimbas kepada Indonesia, yang termasuk kedalam negara di Asia. Dampaknya sendiri akan terasa dari kinerja ekspor negara China, yang merupakan eksportir terbesar bagi AS. Bila ekspor China mengalami perlambatan akibat fiscal cliff di AS, maka sudah barang tentu akan ada dampak kepada Indonesia, dimana China merupakan negara ekspor terbesar bagi Indonesia

Kendati demikian, banyak pengamat justru menyebut bahwa perekonomian China di tahun depan akan bertumbuh, meski terjadi sedikit perlambatan akibat krisis dunia yang diperkirakan banyak pengamat akan terus tejadi di tahun depan.

Namun, China sendiri sudah mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan strategis, yang membuat China semakin mempunyai ketahanan dalam menghadapi krisis yang berkepanjangan ini. langkah yang ditempuh China sendiri adalah meningkatkan belanja infrastruktur di daerah-daerah, yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat China, sehingga China mempunyai daya tahan lebih manakala AS mengambil kebijakan pemangkasan anggaran atau fiscal cliff

Lebih daripada itu, perekonomian China sendiri sudah mengalami perbaikan, menjelang akhir tahun ini. Indikator seperti ekspor juga mengalami perbaikan. Pada bulan September 2012 ini, misalnya, ekspor China bertumbuh 9,9%, lebih tinggi dari perkiraan banyak pengamat yang mematok pertumbuhan ekspor China diangka 5%. Bahkan, impor China yang selama tiga bulan berturut-turut di tahun 2012 ini mengalami penurunan, kini pada posisi September 2012 mulai menunjukkan perbaikan, dan meningkat 2,4%.

Tentu hal ini merupakan berita baik ditengah krisis ekonomi global yang masih tidak menentu, dan menghantui semua negara yang ada didunia. Apalagi, perekonomian China sendiri menjadi kepentingan bagi seluruh dunia, dengan dukungan total penduduk sebanyak 1,3 miliar dan PDB pada peringkat kedua setelah AS

Bagi Indonesia sendiri, isu fiscal cliff menjadi hangat diperbincangkan dikalangan ekonom dan pengambil kebijakan di Indonesia. Apalagi, fiscal cliff berdampak domino dan akan sampai juga kepada Indonesia. Hal tersebut mau tidak mau akan membuat ekonomi Indonesia sedikit melambat. Sebab, ekspor Indonesia akan terganggu, sementara impor terus mengalami peningkatan. Hal ini yang membuat Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2012 masih tercatat defisit sebesar US$ 176,6 juta. Angka ini menurun jika dibandingkan bulan Juni yang mencapai US$ 1,32 miliar.

Bila fiscal cliff diambil, maka perekonomian Indonesia bisa saja bertumbuh di bawah 5%, lebih rendah dari prediksi pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,8% di tahun 2013. Bahkan, kinerja ekspor akan semakin melemah, seiring Indonesia tidak mencari alternatif negara lain sebagai tujuan ekspor Indonesia, selain China

Sementara ekspor mengalami pelemahan, impor diprediksi akan terus mengalami peningkatan, dan terjadi ketimpngan besar antara ekspor dengan impor. Apalagi, pemerintah Indonesia masih membiarkan investasi yang masuk ke Indonesia berorientasi kepada pasar domestik, dan tidak diarahkan kepada investasi yang berorentiasi kepada ekspor Indonesia

Bila hal ini terjadi, maka bukan tidak mungkin pasar domestk Indonesia yang besar akan kebanjiran barang-barang impor, sementara ekspor mengalami pelemahan terus menerus. Bila tidak diantisipasi, maka bisa saja ekonomi Indonesia benar-benar mengalami perlambatan dari sisi eksternal dan internal.

Sisi eksternal Indonesia ialah tidak bisa menjaga kinerja ekspor akibat pelemahan perekonomian dunia, dan sisi internal adalah Indonesia tdak bisa menjaga pasar dalam negeri menjadi tuan rumah dinegeri sendiri. Karenanya, pembenahan dengan mencari negara lain sebagai tujuan ekspor Indonesia menjadi penting, dengan tidak luput menjaga investasi yang masuk untuk mendukung kinerja ekspor Indonesia

Lebih daripada itu, pembenahan infrastruktur menjadi penting agar Indonesia benar-benar mempunyai daya tahan yang tinggi.Sebab, bila fiscal cliff benar-benar dilakukan oleh AS, maka resesi dunia dipastikan terjadi. Bila Indonesia tidak menyiapkan segala sesuatunya manakala krisis menerobos masuk dan mengguncang keras Indonesia, maka Indonesia bisa saja mengalami krisis parah, terutama dari sisi stabilitas keuangan, yang dampaknya kepada krisis ekonomi di Indonesia