11 Februari 2011

Sisi lain Banjir

Banjir, merupakan kata yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Jakarta dan bagi orang-orang yang memliki kepentingan dikota Jakarta. Sudah menjadi  langganan banjir bagi kota Jakarta apabila diguyur hujan yang cukup lebat. Apalagi sudah bulan-bulan memasuki musim hujan, banjir akan merajalela dan sudah langganan di Ibukota tersebut. Hujan yang cukup lebat biasanya membuat banjir dibeberapa titik kota Jakarta sehingga menyebabkan kemacetan. Tentu bagi masyarakat Jakarta hal tersebut sudah merupakan hal biasa dan bukan sesuatu  yang harus dibesar-besarkan. Biasanya banjir datang dengan lumpur yang cukup tebal dan merepotkan, apalagi ketika banjir telah surut, maka warga akan dihadapi dengan adanya lumpur yang masih tersisa akibat banjir.
Bila banjir tiba biasanya menyebabkan kerugian bagi beberapa orang yang memiliki kepentingan di ibukota ini. Baik tidak bisa datang tepat waktu ke tempat kerja atau terjebak karena adanya banjir yang cukup parah sampai tidak bisa dilewati.
Ketika hal tersebut terjadi maka akan banyak hal-hal yang cukup menarik yang terjadi pada saat banjir melanda.
Gerobak dorong, biasanya selalu ada ketika banjir datang dan merupakan sumber pendapatan bagi kalangan masyarakat tertentu. Biasanya orang-orang akan menawarkan kepada pengguna kendaraan bermotor yang tidak mau motornya mogok oleh banjir tersebut. Maka beberapa orang biasanya menggunakan jasa gerobak agar motornya tetap dalam keadaan menyala dan selamat dari banjir yang dihadapinya.
Tarif dari gerobak dorong tersebut juga tidak terlalu mahal dan cukup terjangkau, mulai dari Rp 5000 sampai dengan Rp 20.000.  Mereka berpikir daripada motor rusak akibat terendamnya mesin oleh air dan masuknya air lewat kenalpot maka cara yang lebih mudah dan murah agar motor tidak rusak beberapa orang menggunakan jasa gerobak yang ada.
Selain gerobak dorong, kadang-kadang juga terlihat ada yang mencuci motor dipinggir banjir, memanafaatkan banjir yang ada. Hal itu dilakukan warga karena air banjir cukup berrmanfaat dan sebagian warga tidak menyia-nyiakan hal tersebut. Bisa dibilang merupakan rejeki karena bisa menyuci motor dengan gratis tanpa harus mengeluarkan biaya sedikitpun. Walau air banjir tersebut bisa dikatakan cukup kotor dan mengandung Lumpur namun bagi sebagian warga hal tersebut tidak menghentikan kegiatan mereka untuk tetap menyuci kendaraan bermotornya. Kegiatan menyuci pun tidak menggunakan sabun atau peralatan mencuci lainnya, biasanya dilakukan dengan alat sekedarnya, seperti menggunakan kanebo, gayung dan  lain-lain.
Hal lain yang bisa kita lihat pada saat banjir adalah adanya beberapa warga yang memanfaatkan banjir dengan memancing dibanjir tersebut, biasanya hal ini dilakukan apabila banjir terjadi didekat lahan pemancingan yang tenggelam oleh banjir. Kejadian itu tetu saja membuat pemilik tempat pemancingan mengalami kerugian yang cukup besar. Namun tidak ada yang bisa dilakukan selain pasrah melihat ikan-ikan dari tempat pemancingannya hanyut dan hilang dengan banjir yang menggenang.
Namun banjir tidak hanya itu saja yang terjadi, disisi lain banjir juga mendatangkan suatu penyakit apabila banjir tersebut tidak surut-surut. Penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit kulit, diare dan sebagainya. Belum lagi kesulitan mendapatkan air bersih bagi warga yang membutuhkan.
Pemerintah seharusnya melakukan suatu perubahan agar banjir yang terjadi saat ini atau bisa dibilang sudah menjadi langganan ini bisa cepat teratasi. Kebijakan yang dibuat pun seharusnya tidak menghabiskan dana yang cukup besar seperti yang bisa kita lihat dari kanal timur. Diproyek kanal timur itu sudah menghabiskan begitu besar dana dan juga menyebabkan timbulnya maslah-masalah baru yang terjadi, seperti pembayaran pembebasan lahan tanah yang tidak memuaskan, proyek yang tidak kunjung selesai dan lain-lain.
Upaya membangkitkan kesadaran masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai untuk lebih mencintai lingkungan pun agak sulit, meski sangat sulit sebaiknya terus dilakukan dengan berbagai pendekatan oleh pemerintah. Memberikan pengetahuan untuk mengolah sampah menjadi barang bermanfaat, agaknya dapat membantu merubah kebiasaan membuang sampah ke sungai.
Usaha memindahkan penduduk yang tinggal di daerah aliran sungai juga bukan perkara mudah. Tipis kepedulian dan kesadaran warga bahwa sebenarnya keberadaan pemukiman penduduk di bantaran kali dapat menghambat arus sungai ke muara, sehingga air melimpah ke sisi sungai.
Dana yang tak cukup untuk menyewa rumah atau letaknya jauh dari tempat mencari nafkah dan sederet dalih lainnya. Pendek kata, mereka lebih suka kebanjiran daripada dipindahkan.
Kesadaran warga untuk menyayangi lingkungan perlu terus dikobarkan. Membersihkan saluran air harus dilakukan setiap hari, tak perlu menunggu hujan turun. Membuang sampah atau memafaatkan sampah yang ada agar menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat harus terus digalakkan.
Apa yang sementara bisa dilakukan, oleh warga yang sudah terlanjur tinggal dan menetap di kota yang sudah bersahabat dengan banjir ini..?
Ttidak ada pilihan kecuali  bersahabat dengan rutinitas dan siklus alam yang telah terjadi turun temurun ini. Manusia tidak bisa mengatur siklus alam namun yang kita bisa lakukan hanya mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi, mulai dari rumah hingga lingkungan kita.

Tidak ada komentar: