Seperti biasa, pagi itu Kamen bangun dari kasurnya pada pukul 05.00 pagi. Setelah mengucek-ucek mata dan membetulkan bentuk kepala dan wajahnya, Kamen membereskan kasur dan kamarnya.
Setelah itu, Kamen bergegas menuju kamar mandi. Sesampainya, Kamen langsung berkumur-kumur, mencuci muka dan mencuci tangannya.
"Kameeen kamu sudah bangun". Teriak Toiletwomen dari ruang makan.
"Sudaaah bunda", jawab Kamen dari kamar mandi.
Sesudah dari kamar mandi, Kamen menuju ruang makan. Diruang makan, sudah ada ayah dan ibunya yang menunggu Kamen untuk makan bersama.
"Pagi Bu", kata Kamen sambil menciuim pipi bundanya.
"Yah, met pagi", kata Kamen juga sambil mencium pipi ayahnya.
"Ayo makan nak, ini bunda sudah bikin makanan kesukaan Kamen, meski sederhana tapi kita harus bersyukur, ya Kamen", kata Toiletwomen sambil mengambilkan nasi untuk Kamen.
Kamen pun duduk dimeja makan yang berbentuk bulat dan hanya memiliki tiga buah bangku. Ayah Kamen yaitu Sendalmen sedang membaca koran kala itu.
"Wah, penjahat Ngetemen, kemarin, telah membuat kemacetan diperempatan mall Cigintung", gumam Sendalmen.
"Ayaaah, kalau makan jangan sambil baca koran, tidak sopan, mengganggu acara makan pagi bersama", kata Toiletwomen sambil mengambil koran dari tangan Sendalmen.
Sontak Sendalmen manyun dan mengais-ngais tanah. Karena dimarah Toiletwomen, Sendalmen akhirnya kembali ketempat duduknya dan makan pagi bersama keluarganya.
Setelah makan, Kamen pun bersiap untuk pergi kesekolah. Toiletwomen membereskan meja makan sedangkan Sendalmen bersiap patroli di Kota Listro.
Ketika ingin memakai kamar mandi, sempat terjadi konflik antara Sendalmen dengan Kamen. Sendalmen mendominasi kamar mandi dengan cara menghalang-halangi Kamen untuk masuk kamar mandi. Kamen yang melihat perbuatan ayahnya mengadukan kepada ibunya. Sontak Toiletwomen mendatangi suaminya yang sedang berendam dikamar mandi.
Ketika masuk kekamar mandi, suaminya sedang berendam bersama bebek-bebek berwarna kuning, dimainkannya bebek tersebut dan sesekali ditenggelamkannya.
Toiletwomen yang melihat hal itu langsung membuang bebek-bebekan dan melemparkannya keluar rumah. Sendalmen yang melihat hal itu langsung berteriak dan berlari mengambil bebek-bebekan yang dilempar keluar rumah. Bebekan itu terdampar didepan rumah Sendalmen, yaitu rumah Profesor Binbin. Sendalmen langsung mengambil kembali bebekan itu tanpa pikir panjang.
Namun setelah mendapatkan bebekan, orang-orang sekitar melihat Sendalmen dengan tatapan jijik. Profesor Binbin yang tiba-tiba keluar rumah sambil membawa majalah pria, tiba-tiba terkejut melihat pemandangan yang dilihat didepan rumahnya.
Profesor Binbin dan orang-orang sekitar melihat Sendalmen telanjang bulat sambil memegang bebek mainan berwarna kuning ditengah jalan.
Profesor Binbin menjatuhkan majalah pria yang dipegangnya karena shock sedangkan orang-orang sekitar muntah-muntah dan pulang meminta dikerok agar masuk anginnya hilang.
Profesor masih terpaku melihat Sendalmen telanjang bulat seperti buaya buntung yang ekornya berada didepan serta pendek. Tiba-tiba mulut Profesor keluar busa dan masuk kedalam rumah perlahan-lahan.
Sendalmen yang bengong melihat kejadian tersebut hanya bisa kebingungan. Akhirnya Sendalmen tersadar bahwa dirinya tidak mengenakan pakaian sehelai pun. Sendalmen berteriak dan masuk kedalam rumah.
Didalam rumah, Toiletwomen mengabadikan Sendalmen menggunakan kamera slr sambil tersenyum lebar. Kamen pun meneruskan bersiap untuk ke sekolah.
Setelah siap, Kamen pamit kepada ayah dan ibunya. Ketika menemui kedua orang tuanya, ternyata kedua orangtuanya sedang berebut kamera slr, dimana kamera slr terdapat foto Sendalmen telanjang bulat ditempat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar