06 Maret 2011

Kacamata-Men : Terpercik radiasi di toilet laboratorium Prof Binbin

Toiletwomen adalah ibu dari Kamen, Toiletwomen memiliki nama asli Vika tartika. Dirinya menikah dengan ayah Kamen yaitu Sendalmen sekitar 12 tahun yang lalu, Sendalmen memiliki nama asli Thomas buttermen. Mereka bertemu ketika terjadi pengeboman dihotel Geme Nariot di Kota Listro. Toiletwomen pada saat itu sedang berjalan didekat hotel. Ketika bom meledak dihotel Geme Nariot, Toiletwomen terkena serpihan-serpihan bangunan hotel. Ketika dirinya terluka parah dan hampir pingsan. Ayah Kamen tiba-tiba datang dan menghampiri ibu Kamen. Disitulah awal pertemuan kedua orang tua Kamen.
Toiletwomen akhirnya ditolong oleh Sendalmen dan membawa Toiletwomen menuju rumah sakit terdekat. Namun karena kehebohan yang terjadi dan banyaknya korban, menyulitkan ambulance datang menuju loklasi, warga panik, terlebih para korban banyak yang tewas kala itu. Kebakaran yang terjadi dan kepanikan membuat Sendalmen menjadi panik, ketika itu Sendalmen masih manusia biasa tanpa kekuatan super, begitupun Toiletwomen.
"To, tolong saya", kata Ibu kamen merintih
Setelah berkata singkat, ibu Kamen pun pingsan, ayah Kamen yang melihat hal itu langsung memutuskan membawa ibu Kamen dengan cara menggendong sampai rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Warga yang selamat dan tidak berada didalam hotel Geme Nariot langsung menghampiri para korban yang masih hidup disekitar halaman Geme Nariot, mereka tidak berani masuk sampai petugas datang kelokasi.
Ayah Kamen berjalan setengah berlari menuju rumah sakit terdekat, dengan bercucuran darah, ibu Kamen digendong oleh ayah Kamen.
Rintangan yang menghadang, karena kepanikan membuat ayah Kamen kesulitan menemukan arah rumah sakit. Tetapi ayah Kamen tetap berjalan mencari rumah sakit tedekat. Beberapa orang pun memberitahukan kepada ayah Kamen rumah sakit terdekat.
Setelah diberitahukan, ayah Kamen bergegas menuju rumah sakit yang jaraknya sekitar 10Km dari lokasi kejadian.
Akhirnya ayah Kamen tiba dirumah sakit, ibu Kamen langsung ditangani pihak rumah sakit dan dilarikan keruang Unit Gawat Darurat. Ayah Kamen menunggu dengan cemas diruang tunggu UGD.
Dalam menunggu, sesekali mata ayah melihat jam yang menempel didinding rumah sakit dan bolak-balik dengan gelisah.
Sejam berlalu, dari ruang UGD, keluar seorang dokter dan menghampiri ayah, ayah Kamen pun langsung menyiapkan diri.
"Anda suaminya?", tanya dokter.
"Ah, saya bukan suaminya dok, saya menolong dia ketika terjadi pengeboman dihotel Geme Nariot", jawab ayah.
"Oh begitu", tandas dokter.
"Begini, perempuan yang anda tolong, telah melewati masa-masa kritis, sekarang dia sudah siuman dan lebih baik, anda ingin melihatnya?", tanya Dokter.
"Oh, syukurlah Dok, ingin Dok tapi saya ada urusan, masih banyak orang-orang yang harus ditolong disana", jawab Ayah.
"Tapi", kata Dokter
Belum Dokter menyelesaikan kata-katanya, ayah langsung menitipkan ibu Kamen kepada pihak rumah sakit dan bergegas kembali kelokasi pengeboman
"Tunggu", kata Dokter.
Langkah kaki ayah langsung terhenti pada saat itu.
"Kenapa Dok?", tanya Ayah.
"Kalau kamu ingin kesana, sebaiknya naik ambulance saja dari sini, kebetulan semua armada ambulance akan diterjunkan kelokasi tersebut", Dokter menjelaskan.
"Baik Dok", jawab ayah.
"Lewat sini", kata Dokter seraya mengarahkan ayah menuju parkiran ambulance
Ambulance pun telah siap berangkat, ayah naik salah satu ambulance dan berangkat menuju hotel yang dibom oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dalam perjalanan, ayah melihat begitu banyak korban yang sedang mencari pertolongan.
Ketika ayah dalam perjalanan menuju hotel Geme Nariot, Profesor Binbin, yang merupakan tetangga dekat ayah pada saat itu sedang berada dirumah sakit dimana ibu Kamen dirawat.
Profesor Binbin sedang membuat percobaan, bagaimana membuat jamban yang nyaman dan memberi ketenangan. Profesor menciptakan dengan tekhnologi canggih, karena kurang kerjaanya yang begitu terkenal dimata masyarakat, jamban tersebut pernah dibawa keluar kota Listro menuju suatu daerah yang bernama Situparjo. Disana pernah ada pengeboran oleh salah seorang pengusaha dalam negri. Namun terjadi kesalahan dan mengakibatkan munculnya lumpur yang menyembur dari dalam Bumi. Akhirnya Situparjo tenggelam karena lumpur tersebut dan juga desa-desa sekitar, sedangkan pengusaha yang melakukan perbuatan itu hingga sekarang belum menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. Lumpur itu disebut lumpur Garito
Profesor Binbin membawa jamban yang dibuatnya dan ditenggelamkan didalam lumpur Garito, sehari semalam baru Profesor Binbin angkat kembail.
Ketika diangkat, kondisi jamban menjadi kotor, setelah dibersihkan jamban tersebut dibawa kerumah sakit untuk diteliti.
Ketika Profesor Binbin sedang meneliti jamban ciptaanya, Profesor merasakan perutnya kosong. Profesor meninggalkan laboratorium dan mencari makan dikantin rumah sakit. Pada saat itu, ibu Kamen dipindahkan dari UGD menuju ruang perawatan.
Ruang perawatan yang diberikan rumah sakit berhadapan langsung dengan ruangan laboratorium Profesor Binbin.
Sesampainya diruangan, ibu Kamen duduk dari tempat tidurnya dan melihat tangan dan kakinya telah dibalut perban.
"Saya kenapa sus?", tanya ibu Kamen kepada salah seorang suster
"Mba tadi terkena pecahan bangunan hotel Geme Nariot mba", jawab suster.
'Lalu siapa yang menolong dan membawa saya kerumah sakit", tanya ibu Kamen sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.
"Ibu berbaring saja dulu, jangan memaksakan diri", kata suster seraya membaringkan ibu Kamen.
"Baik Sus, tapi siapa yang menolog saya Sus?", tanya ibu Kamen kembali kepada suster.
"Saya kurang tahu namanya siapa, saya kira suami Mba, tapi setelah ditanya Dokter, ternyata bukan, dia penolong Mba, dia Pria yang tidak begitu tampan kok", jawab Suster sambil trsenyum
"Yasudah, mba istirahat dulu ya, kalau ada apa-apa tinggal tekan bel yang ada disamping mba", kata Suster seraya keluar ruangan.
Ibu Kamen pun menatap langit-langit dan mengucap syukur karena selamat dari pengeboman oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tiba-tiba, ibu Kamen ingin buang hajat. Dirinya bangun dari tempat tidur dan mencari kamar mandi. Ternyata kamar mandi diruangan ibu Kamen tidak bisa digunakan karena rusak. Akhirnya ibu Kamen keluar ruangan dan mencari kamar mandi terdekat.
Ibu Kamen masuk keruangan yang tepat berada diruangan perawatan ibu Kamen. Ketika masuk, ibu Kamen terperangah melihat banyak cairan berwarna-warni, dan alat-alat laboratorium diruangan yang dimasukinya. Lebih herannya lagi, ibu Kamen melihat ada Jamban yang sedang dibaringkan ditempat tidur, lengkap dengan kabel-kabel dan cairan-cairan berwarna-warni yang dihubungkan kejamban tersebut.
Lalu ibu Kamen melihat ada kamar mandi diruangan itu. Tanpa pikir panjang, ibu Kamen langsung masuk dan membuang hajatnya. Ketika masuk, dikuncinya pintu kamar mandi dari dalam seraya membuka keran air.
Tiba-tiba dari luar ruangan, Profesor Binbin kembali dari makannya. Profesor langsung masuk kelaboratoriumnya dan melanjutkan penelitiannya.
Ibu Kamen menyadari ada yang masuk. Karena panik ibu Kamen terdiam dan meneruskan buang hajatnya. Profesor yang tadinya asik meneliti, merasakan ada seseorang didalam kamar mandinya. Namun profesor tidak menghiraukannya dan berkonsentrasi dengan penelitianya.
Ketika sedang mencampurkan cairan-cairan berbahaya, tangan Profesor gemetar karena ketakutan, kalau cairan ini berlebih dosisinya dan masuk kedalam serum jamban, maka akan menyebabkan ledakan. Dengan pelan-pelan cairan dituangkan pelan-pelan.
Lalu tiba-tiba, BROOOOOT. ibu Kamen buang angin dengan keras membuat Profesor kaget dan menuangkan cairan begitu banyak.
"Astaga!!!", kata Profesor kaget.
"Siapa disana!!!!!?" tanya Profesor.
Ibu Kamen yang ketahuan semakin takut dan tidak mau mengatakan siapa dirinya kepada Profesor Binbin.
Ketika hendak menuju kamar mandi, langkah kaki Profesro terhenti karena mendengar suara gaduh dari jamban yang ditelitinya. Komputer pun memberikan alaram bahwa jamban akan meledak. Dengan panik Profesor langsung menuju kamar mandi dan menggedor pintu kamar mandi.
"SIAPAPUN KAMU, CEPAT KELUAR, TEMPAT INI AKAN MELEDAK!!!!",Kata Profesor dengan panik
"Hah, benarkah!!!!!", jawab Ibu dari dalam.
Saking ketakutan, Profesor lari meninggalkan ibu Kamen yang berada didalam kamar mandi.
"Haduh gawat, pintunya tidak mau terbuka, bagaimana ini!!!!", kata ibu dengan panik
Lalu tiba-tiba, BOOOOOOOOOOOOOOM, suara ledakan dari jamban membuat ruangan berantakan, dinding-dinding retak, bahkan dinding kamar mandi jebol dan melukai ibu Kamen yang sedang buang hajat. Cairan lumpur Garito mengenai ibu Kamen.
Ibu Kamen bangun dari reruntuhan bangunan dan dengan mudah mengangkat puingpuing yang menimpanya.
"Ada apa ini, mengapa aku jadi merasa kuat?", tanya ibu Kamen kebingungan
Ibu Kamen pun melihat sekeliling yang hancur dan memeriksa keadaan. ketika merasa aman, ibu Kamen memakai kembali pakaiannya dan kembali keruangannya.
Namun dipergoki oleh Profesor, Profesor pun menanyakan mengapa dirinya berada dikamar mandi laboratorium miliknya.
Kegaduhan itu membuat sejumlah perangkat rumah sakit berdatangan, Profesor pun menjelaskan dan bisa membuat semua pihak kembali tenang.
 Ayo, kita keruangan kamu", kata Profesor.
"Ba, baik Pak", jawab ibu sambil menuju ruangannya.
Sementara itu pihak rumah sakit membereskan laboratorium yang rusak berat.
"Kenapa kamu tadi berada dikamar mandi ruangan saya!!!?", tanya Profesor dengan marah
Lalu ibu pun menjelaskan mengapa dirinya masuk kedalam kamar mandi Profesor dan menjelaskan mengapa dirinya masuk kerumah sakit ini.
"Oh begitu, maafkan saya kalau begitu, tapi saya berharap anda tidak melakukan hal serupa", kata Profesor.
Profesor pun memperkenalkan diri dan menjelaskan apa yang telah dilihat oleh ibu Kamen dlaboratorium. Ditengah-tengah pembicaraan, ibu Kamen menceritakan bahwa dirinya terkena semacam lumpur, dan dari situ dirinya merasa lebih kuat dari sebelumnya, bahkan bisa mengangkat puing-puing bangunan dengan mudah.
Profesor kaget mendengar hal itu, lalu memeriksa ibu Kamen dengan peralatannya. Ketika selesai, Profesor berdecak kagum, dan mengatakan bahwa ibu Kamen memiliki kekuatan super. Ibu Kamen akan mempunyai kekuatan untuk menciptakan kotoran dan melemparkan ke musuh-musuhnya dan menjadi bertambah kuat ketika menyentuh jamban.
Profesor memberikan nama kepada ibu Kamen dengan sebutan Toiletwomen.
"Hah, Toiletwomen Prof?", tanya ibu kebingungan.
"Iy, Toiletwomen, karena kamu memiliki kekuatan super, pergunakanlah untuk kebaikan", kata Profesor menasehati,
"Tapi, saya masih bingung dan tidak mengerti Prof", tanya ibu kebingungan.
":Tidak apa-apa, nanti kamu akan terbiasa, sekarang istirahatlah", kata Profesor.
Ibu Kamen pun mendengarkan dan melakukan apa yang disuruh oleh Profesor. Namun ketika hendak memejamkam mata, ibu teringat dengan pengeboman yang terjadi dihotel Geme Nariot.
"Kamu mau kemana?", tanya Profesor kebingungan.
"Saya harus menolong para korban dihotel Geme Nariot Prof", jawab ibu Kamen.
"Tapi, kamu belum sembuh total", kata Profesor.
"Setelah saya mendapatkan kekuatan dari jamban tersebut, tubuh saya merasa sehat Prof, saya harus pergi sekarang", jawab ibu Kamen sambil berdiri dari tempat tidurnya.
Toiletwomen langsung bergegas keluar ruangan dan berlari menuju lokasi kejadian, setelah keluar dari rumah sakit, Toiletwomen membuat piring terbang dari kotoran yang keluar dari tangannya dan terbang menuju hotel Geme Nariot.
Sesampainya, Toiletwomen melihat ayah Kamen sedang mencoba memadamkan api yang membakar bangunan sebelahnya. Toiletwomen turun dan mendarat didepan bangunan yang terbakar itu, orang-orang pada keheranan, begitupun juga dengan ayah Kamen.
"Si, siapa kamu??", kata salah seorang petugas yang sedang mencoba memadamkan api.
Toiletwomen tersenyum tipis dan membawa piring terbang kotoran keatas api tersebut. Dengan kemampuannya, piring terbang itu dihancurkan, sehingga hujan kotoran terjadi diatas api dan memadamkan api itu.
Orang-orang sekitar bergembira dan bertepuk tangan.
"Kamu siapa?", tanya Ayah Kamen.
Toiletwomen melihat ayah Kamen dan berkata lembut.
"Terima kasih telah menolong saya tadi?", kata Toiletwomen kepada ayah Kamen
"Hah", ayah Kamen kebingungan
Toiletwomen tersenyum kepada ayah dan pergi setelah membuat piring terbang dengan kotoran dari tangannya.
Api padam disertai sisa asap akibat kebakaran dari bom yang meledak. Semakin lama, Toiletwomen tidak terlihat dari udara.
To Be Continyu.

Tidak ada komentar: